Demokrasi
merupakan proses langsung terjadinya perebutan kekuasaan. Demokrasi sering
dihubungkan dengan politisasi, money poitik, penyelewengan hak suara dan lain
sebagainya. Dalam prosesnya demokrasi sering diselewengkan serta dimanfaatkan
orang-orang tertentu untuk merebut kekuasaan.
Di desa sering
kali terjadi pemilihan kepala desa secara langsung, ini merupakan contoh
demokrasi yang ada di sekitar kita. Prosesnya dilakukan seperti pemilihan umum
pada umumnya. Penduduk desa setempat mendatangi TPS (Tempat Pemungutan Suara)
kemudian mengikuti prosedurnya sesuai dengan yang telah diatur. Tetapi
berhubung saya tinggal di Kelurahan saya tidak pernah merasakan pemilihan
kepala desa, karena di kelurahan, pak lurah dipilih langsung oleh pemerintah.
Namun sering kali saya mendengar dari teman-teman kalau di desanya sering kali
terjadi kecurangan. Calon kepala desa melakukan money politik terhadap
warganya. Seorang warga bisa di beri uang berkisar antara Rp. 50.000 hingga Rp.
100.00. Ketika pemilihan sudah selesai pastinya ada yang menang dan ada yang
kalah, dan ketika itu calon kepala desa yang kalah banyak yang depresi karena
kekelahannya, entah karena itu ataupun karena modal yang diberikan tidak bisa
balik lagi. Hehe
Penggelembungan
suara juga sering sekali terjadi karena panitia yang sudah terorganisir oleh
pihak-pihak terentu yang ingin memenangkan kekuasaan dengan jalan hitam. Hal
ini sangat merugikan bagi karakter bangsa kita kedepan. Kita sudah dijejali
dengan hal yang haram. Karakter yang sangat mematikan bangsa. Kita secara tidak
langsung sudah memberi jalan lebar koruptor berkuasa. Ketika kita diberi uang
Rp.50.000 sampai Rp.100.000 saja sudah senang, padahal koruptor menggerogoti
uang kita secara perlahan kita tidak terasa.
Coba renungi
dan sadari jangan sampai kita memberikan peluang koruptor untuk menguasai
kekuasaan disekitar kita ataupun di negara kita. Jika ada pemilihan kepala
desa, pemilihan umum ataupun pemilihan lainnya jangan sampai kita menerima uang
panas dari para calon koruptor.