Standar
Kompetensi
Memahami hadist tentang keutamaan
memberi
Kompetensi
Dasar
1.1 Menerjemahkan hadist tentang keutamaan memberi.
1.1 Menerjemahkan hadist tentang keutamaan memberi.
2.1 Menjelaskan
hadist tentang keutamaan memberi secara sederhana.
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu melafazkan hadist tentang keutamaan
memberi dengan benar dan fasih.
2. Mampu menghafalkan hadist tentang
keutamaan memberi secara benar dan fasih.
3. Mampu mengenal arti mufradat hadist
tentang keutamaan memberi dengan benar.
4. Mampu menulis terjemah hadist tentang
keutamaan memberi, serta
Mampu menjelaskan isi
kandungan hadist tentang keutamaan memberi.
A.
Identitas
Buku
Judul : Al-Qur’an Hadis
Pengarang : M.As’ad
Bashori dan Musthofa
Penerbit : Media
Ilmu
Tahun Terbit : 2010
Halaman : 96 halaman
(viii, 88)
B.
Lafaz
Hadis tentang Keutamaan Memberi
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ
Artinya:
Dari Ibnu Umar
r.a. Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari
pada tangan di bawah. Tangan di atas adalah orang yang member (pemberi). Tangan
dibawah ialah orang meminta. Hadist riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
C.
Penjelasan Hadis tentang Keutamaan Memberi
Tangan di atas adalah lambing orang yang memberi.
Dan tangan yang dibawah ialah lambang orang yang suka meminta-minta. Bentuk
pemberian dapat diwujudkan berupa sedekah, infak, hadiah, ataupun sumbangan
lainnya yang bermanfaat bagi kaum dhuafa atau orang yang lemah perekonomiannya.
Hadist yang menggambarkan kondisi social hamba
Allah, dituliskan dengan tangan diatas sebagai lambang orang yang member atau
orang yang dermawan dan tangan dibawah lambang orang yang meminta-minta atau
pengemis.
Agama Islam mendidik pengikutnya agar mempunyai
etos kerja, sehingga dapat menjadi orang yang menyantuni yang lemah atau fakir
miskin. Islam melarang bermalas-malasan yang berakibat negatif. Menjadi beban
masyarakat, selalu menadahkan tangannya dengan menanti uluran tangan orang
lain.
D.
Kandungan
Hadis tentang Keutamaan Memberi
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan kandungan hadis sebagai berikut:
1.
Rasulullah saw. Menganjurkan umat Islam menjadi
orang yang dermawan, senang menolong, dan menyantuni orang lain.
2.
Derajat orang yang dermawan lebih mulia dari pada
orang yang meminta-minta.
E.
Analisis Buku dan LKS
Hadis MI
a. Isi
Dari
konten isi, buku dan LKS ini sangat cocok untuk anak MI kelas 6 yang rata-rata
memiliki usia 12 tahun. Isi dari hadis itu merujuk pada pentingnya memberi
kepada sesama. Sehingga diharapkan peserta didik dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Metode
Metode
yang dipakai dalam menyampaikan materi adalah guru melafazkan dengan tartil per
ayat kemudian ditirukan oleh peserta didik. Begitu seterusnya hingga selesai
sampai dengan ayat terakhir.
Metode
yang digunakan dalam menerjemahkan hadis yakni juga melalui bimbingan guru.
Peserta didik menghafalkan setiap mufrodat, kemudian dihafalkan ayat per ayat.
c. Aplikasi
Pada
buku dan LKS ini dicantumkan juga refleksi pembelajaran, sehingga diharapkan
hadis dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Evaluasi
Evaluasi
hadis keutamaan memberi dilakukan dengan menyalin dan hafalan. Menyalin
dilakukan dengan menulis kembali hadis keutamaan memberi dengan baik dan
dilengkapi dengan syakalnya. Hafalan dilakukan dengan cara peserta didik
membacanya berulang-ulang. Untuk penilaian hafalan, hadis dipotong menjadi per
ayat, setiap ayat memiliki bobot skor 1-3. Karena hadis tersebut jika dipotong
menjadi tujuh ayat, maka skor maksimal akan diperoleh 21.
0 komentar:
Posting Komentar